Design Thinking dalam Pengembangan Aplikasi Goolancer untuk Mahasiswa dan Pelajar Indonesia

Saat ini, pekerjaan freelance menjadi semakin populer di kalangan mahasiswa dan pelajar Indonesia. Freelance atau pekerjaan lepas memberikan fleksibilitas, pengalaman praktis, serta penghasilan tambahan bagi para pelajar. Untuk memfasilitasi kebutuhan ini, hadir Goolancer, sebuah platform freelance yang dirancang khusus untuk mempertemukan klien dengan mahasiswa atau pelajar berbakat yang ingin mengasah kemampuan mereka sambil bekerja. Dalam pengembangan aplikasi ini, pendekatan Design Thinking berperan penting untuk menciptakan solusi yang intuitif dan sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Apa Itu Goolancer?

Goolancer adalah platform freelance berbasis aplikasi yang berfokus untuk memfasilitasi interaksi antara klien dan freelancer pelajar di Indonesia. Aplikasi ini mencakup berbagai bidang pekerjaan seperti desain grafis, penulisan, pengembangan web, penerjemahan, dan pembuatan konten. Goolancer diharapkan mampu memberikan pengalaman pertama dalam dunia kerja, khususnya bagi para pelajar yang ingin mencoba menjadi pekerja lepas atau freelance.

Memahami Design Thinking untuk Pengembangan Goolancer

Design Thinking adalah pendekatan sistematis dalam pemecahan masalah yang berfokus pada pemahaman mendalam terhadap kebutuhan pengguna. Tahapan dalam Design Thinking sangat membantu dalam menciptakan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan target pengguna, yakni para mahasiswa dan pelajar. Berikut ini adalah penerapan Design Thinking dalam pengembangan Goolancer:

  1. Empathize (Mengumpulkan Empati) Tahap pertama dalam Design Thinking adalah mengumpulkan empati dengan cara memahami kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa dan pelajar yang ingin bekerja sebagai freelancer. Survei dan wawancara dengan mahasiswa yang telah mencoba pekerjaan freelance dapat membantu mengidentifikasi kebutuhan, seperti:

    • Kesulitan mendapatkan proyek yang sesuai.

    • Tantangan dalam menentukan tarif atau harga jasa.

    • Kendala waktu karena harus membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan.

    • Kebutuhan untuk memiliki portofolio yang meyakinkan untuk menarik klien.

    Informasi ini memberikan wawasan yang penting dalam menciptakan fitur-fitur yang sesuai dengan preferensi dan ekspektasi mereka.

  2. Define (Menentukan Masalah) Setelah mengumpulkan informasi, langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah inti yang dihadapi oleh para pengguna. Dalam konteks Goolancer, beberapa masalah utama yang diidentifikasi adalah:

    • Kurangnya platform yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa dan pelajar untuk bekerja freelance dengan mudah dan terpercaya.

    • Kesulitan dalam mengakses klien atau proyek-proyek yang bersifat fleksibel.

    • Ketidaktahuan tentang cara menentukan tarif yang sesuai dan bersaing.

    • Perlu adanya fitur yang memungkinkan manajemen waktu agar tugas freelance tidak mengganggu kegiatan belajar.

    Masalah-masalah ini kemudian menjadi dasar dalam merancang fitur-fitur utama aplikasi.

  3. Ideate (Menciptakan Ide) Berdasarkan masalah yang telah ditentukan, tahap berikutnya adalah menghasilkan ide untuk mengatasi tantangan tersebut. Beberapa ide inovatif untuk fitur Goolancer antara lain:

    • Sistem Pencocokan Pekerjaan: Fitur ini dapat membantu menghubungkan pelajar dengan proyek yang sesuai berdasarkan keahlian, ketersediaan waktu, dan preferensi.

    • Profil Profesional: Menyediakan halaman profil yang menampilkan portofolio, pengalaman kerja, dan rekomendasi klien sebelumnya untuk membantu freelancer muda membangun kredibilitas.

    • Manajemen Waktu: Kalender tugas dan fitur reminder untuk membantu freelancer mengelola waktu mereka dengan efektif.

    • Review dan Rating: Sistem ulasan yang memungkinkan klien dan freelancer saling memberikan umpan balik.

    • Pembayaran Terintegrasi: Fitur pembayaran langsung melalui aplikasi untuk memudahkan proses pembayaran antara klien dan freelancer.

  4. Prototype (Membuat Prototipe) Setelah ide-ide dikembangkan, langkah berikutnya adalah membuat prototipe aplikasi Goolancer. Prototipe ini berupa tampilan awal atau mock-up yang memvisualisasikan bagaimana fitur-fitur utama akan terlihat dan berfungsi. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan prototipe Goolancer antara lain:

    • Tampilan User Interface (UI): Menarik dan ramah pengguna, dengan desain yang intuitif untuk pelajar.

    • Navigasi Sederhana: Menyediakan navigasi yang memudahkan pengguna menemukan proyek, mengakses profil, dan berkomunikasi dengan klien.

    • Pusat Bantuan: Fitur bantuan yang mudah diakses untuk mendukung pengguna dalam memahami penggunaan aplikasi.

    Melalui uji coba prototipe ini, tim pengembang dapat memahami bagaimana aplikasi digunakan oleh pelajar dan mahasiswa secara nyata, serta menemukan dan memperbaiki masalah potensial.

  5. Test (Pengujian) Tahap terakhir dari Design Thinking adalah melakukan uji coba aplikasi dengan calon pengguna. Pengujian ini memungkinkan para pelajar untuk menguji fungsionalitas aplikasi Goolancer dan memberikan feedback. Dari hasil pengujian ini, pengembang akan mendapatkan masukan mengenai:

    • Apakah aplikasi cukup mudah digunakan oleh pelajar.

    • Apakah fitur yang disediakan sudah menjawab kebutuhan pengguna.

    • Bagaimana pengalaman mereka dalam mengakses proyek, mengelola waktu, dan berkomunikasi dengan klien.

    Berdasarkan feedback ini, tim dapat melakukan penyesuaian dan perbaikan agar aplikasi semakin ramah pengguna dan sesuai dengan kebutuhan pasar.

Key Features Aplikasi Goolancer

Berdasarkan pendekatan Design Thinking, Goolancer memiliki beberapa fitur utama yang diharapkan dapat memberikan pengalaman terbaik bagi pelajar dan mahasiswa di Indonesia dalam bekerja freelance:

  • Sistem Pencocokan Pekerjaan

    Menyediakan rekomendasi proyek yang sesuai dengan keahlian dan waktu luang pengguna.

  • Manajemen Waktu

    Kalender dan reminder untuk membantu freelancer dalam mengatur waktu antara pekerjaan dan studi.

  • Profil Profesional

    Menampilkan portofolio, ulasan klien, dan rekomendasi untuk membantu pelajar membangun reputasi.

  • Pembayaran Terintegrasi

    Memudahkan klien dan freelancer dalam melakukan pembayaran langsung di dalam aplikasi.

  • Review dan Rating

    Sistem umpan balik untuk memastikan kredibilitas dan kualitas antara klien dan freelancer.

  • Panduan Penetapan Harga

    Fitur yang membantu freelancer menentukan tarif sesuai dengan pekerjaan dan pengalaman.

Dampak Goolancer bagi Mahasiswa dan Pelajar di Indonesia

Aplikasi Goolancer diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pelajar Indonesia dengan berbagai cara, antara lain:

  • Pengalaman Kerja Awal

    Mahasiswa dan pelajar dapat memperoleh pengalaman dunia kerja nyata sambil memperkaya portofolio mereka.

  • Sumber Penghasilan Tambahan

    Melalui pekerjaan freelance, pelajar bisa mendapatkan penghasilan tambahan tanpa mengganggu jadwal kuliah.

  • Pengembangan Keterampilan

    Proyek-proyek freelance memungkinkan mahasiswa mengasah kemampuan praktis sesuai bidang yang diminati.

  • Memperluas Jaringan Profesional

    Peluang kerja freelance memungkinkan pelajar untuk terhubung dengan berbagai klien, yang bisa berguna di masa depan.

Melalui penerapan Design Thinking, Goolancer dirancang untuk menjadi solusi bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin terjun ke dunia freelance. Dengan fokus pada pengalaman pengguna, aplikasi ini menyediakan fitur yang relevan dengan kebutuhan pelajar sambil memastikan kemudahan dan kenyamanan dalam bekerja. Bagi Sobat Lilitera yang berminat bekerja sebagai freelancer atau mencari talenta muda berbakat, Goolancer adalah tempat yang ideal untuk menjalin koneksi dan mencapai tujuan profesional.

Untuk Sobat Lilitera yang ingin mengetahui lebih dalam tentang pengembangan dan proses desain aplikasi Goolancer, kami telah menyiapkan pembahasan lengkap serta dokumentasi resmi di Medium. Artikel ini memberikan wawasan mendalam tentang studi kasus UI/UX untuk membangun pengalaman pengguna yang optimal di Goolancer, termasuk pendekatan Design Thinking yang digunakan untuk menciptakan platform freelance terbaik bagi pelajar dan mahasiswa di Indonesia.

Kunjungi artikel Medium kami di sini: UI/UX Case Study Goolancer: Membangun Pengalaman Pengguna yang Lebih Baik

Di sana, kalian akan menemukan berbagai insight menarik seputar desain, prototyping, dan pengujian fitur utama Goolancer, serta bagaimana aplikasi ini dapat membantu menghubungkan klien dengan talent muda berbakat. Jangan lewatkan informasi eksklusif ini, ya!

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai pengalaman freelance-mu di Goolancer! 🚀